Kali ini saya kembali dengan book review dari bukunya Wira Nagara. Iya, dia yang suka menyebarkan kata-kata menyayat hati di media sosialnya. Bakal seperti apa bukunya? Apakah lebih parah? Baiklah kita mulai. Hehe.
DISTILASI
ALKENA
“Denganmu, Jatuh Cinta Adalah Patah Hati Paling
Sengaja”
Penulis: Wira
Nagara
Penerbit:
mediakita
Tebal: 158
halaman
Tahun: 2016
Harga: Rp 55.000
Blurb:
Distilasi Alkena adalah sebuah
proses memisahkan dua hati yang pada dasarnya tak bisa dipisahkan karena suatu
ikatan perasaan. Walaupun dalam perjalanannya, hati akan tumbuh untuk bisa merelakan.
Karena cepat atau lambat, entah maut atau orang lain yang menyebabkan, hubungan
selanggeng apa pun akan dapat dipisahkan. Maka, yang terbaik adalah mencintai
dalam keikhlasan.
Sebab, ribuan pelukan akan tetap menguap bila dihadapkan sebuah kepergian.
***
Sudah masuk wishlist saya dari
lama karena penasaran dengan tulisannya Wira Nagara, tapi baru kebeli tanggal 3 Juni kemarin di Jogja waktu ketemu Bung. Eyaaa. Setebal 158 halaman habis saya baca
sore tadi dalam sekali duduk. Saya juga heran, kenapa nggak dibaca dari
kemarin-kemarin ya? Padahal bacanya juga cepet. Hmmm.
“Setabah apapun
kamu, pertemuan adalah gerbang menuju perpisahan.
Terima saja,
bahagia ada untuk menjemput kesedihan”
Buku Distilasi Alkena ini berisikan
senandika tentang seorang pria yang ditinggalkan oleh orang terkasihnya menikah. Iya.
Ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya. Jadi garis besarnya adalah itu, terdiri
dari 21 tulisan yang bertemakan sama. Ada sebagian yang merupakan pengalaman
dari teman komikanya, dan yang lainnya saya jamin pasti memang pengalamannya
Wira sendiri. Yang membuat unik buku ini adalah penggunaan istilah-istilah kimia/ilmiah.
Jadi perasaan sakit dan belum bisa merelakan inilah yang di analogikan ke
berbagai judul dengan istilah-istilah kimia. Seperti; Fraktal Gehenna, Pandemi
Hepatomegali, Residu Saliva, dan lain sebagainya. Alasan dibalik penggunaan
istilah kimia ini adalah Ibu Wira sendiri. Ternyata Ibunya adalah seorang Guru
Kimia. Wahhh. Mantap. Dan jangan khawatir, apabila kalian melongo dan tidak mudeng dengan istilah-istilah tersebut.
Disetiap akhir tulisan nanti akan disampaikan arti dari istilah tersebut
beserta maksudnya. Bisa tambah pinter juga nih baca Distilasi Alkena. Hayo
siapa dulu yang anak IPA? Masih ingatkah? Atau sudah lupa? Hehe.
“Rinduku adalah
barisan kalimat tanpa titik koma.
Ia menyadur
dalam resah, membuku dalam gelisah,
kemudian terbit
dalam lantunan doa pasrah”
Dengan
pemilihan kata yang mudah dipahami dan diksi yang beragam, buku ini sangat
cocok untuk seseorang yang sedang patah hati, apalagi ditinggal doi menikah
dengan orang lain. Wkwkwk. Dalam buku ini banyak sekali kutipan-kutipan yang
sangat ngenes dan membuat hati hancur. Saya jamin pasti banyak yang baper saat membacanya. Ternyata bisa sampai sebegitunya ya jika
seorang lelaki ditinggalkan oleh orang terkasihnya. Sebelumnya saya pernah
membaca dua buah buku senandika yang penulisnya adalah perempuan, jadi saya
paham betul yang dirasa. Lalu saya membaca Distilasi Alkena ini yang nyatanya
ditulis oleh seorang lelaki. Saya jadi bisa sedikit mengerti, bahwasannya,
mereka juga bisa memiliki rasa yang begitu mendalam dan tidak mudah untuk
merelakan. Tinggal eksekusinya bagaimana, diekspresikan atau dipendam. Baique.
Menurut
saya dengan tema yang sama di semua tulisannya, jadi memberikan kesan monoton
dan sedikit membosankan. Tidak mengganggu memang, karena pada dasarnya buku ini
berkutat dengan hal itu. Tapi yang pasti buku ini bisa dijadikan renungan saat
merasa kehilangan. Bahwa setiap orang bisa saja memberikan kekecewaan, tanpa
diduga dan tanpa aba-aba. Bersiaplah.
“Jangan berharap
terlalu berlebihan.
Karena seperti
itulah harapan;
kau diberikannya
sayap lalu kau dipatahkan”
Saya ini salut deh sama Wira Nagara,
dia multitalent banget. Dari mulai jago gambar (cover bukunya dia yang gambar
sendiri, dan di dalam buku juga ada beberapa gambar yang diselipkan), penulis,
komika juga (Stand Up Comedy Season 5) yang mirip Wak Doyok, hahaha. Baca
puisinya nih bagus banget, nyanyipun dia bisa. Apalagi kalau lihat stand up-nya
dia, ya memang isinya cinta-cintaan tapi beuhhh puitis banget. Pinter aja gitu pakai
pemilihan katanya. Oh ya kalu kalian mau lihat Wira baca puisi, coba deh buka
di youtube channel SuarAksara. Itu adalah project baca puisi diiringi gitarannya
Bung Fiersa Besari, dan direkam oleh Panji Wasis. Dan tempat pengambilannya pun
di berbagai daerah di Indonesia. Asli keren!!!
Untuk mengakhiri tulisan ini, ada satu kutipan yang saya paling suka:
“Berjalanlah,
ambil sisa tawamu di masa lalu.
Semua orang
berhak bahagia, termasuk kamu”
Sekian
dan terimakasih.
Salam lestari.
Ini si alfi.
Booomb!
*ikut-ikutan siapa coba? Hehehe
Kira" cocok ngga buat cewe baca rasa dari seorang cowo ? Kmren mau beli masih ragu:' klo yyyg cewe rekom bukunya siapa ? Thanks
BalasHapusHai. Maaf ya baru balas. Menurutku cocok aja sih. Walaupun memang sudut pandangnya dari cowok jadi rasanya bisa tahu sesakit apa sih cowok kalau patah hati gtu. Hehe
BalasHapusKalau buku senandika versi cewek yang pernah aku baca Rindu Yang Tergesa-gesa by aksaranyta sama Perempuan Penggenggam Rindu by Tia Setiawati. Rekomen sih, karena bukan cuma patah hati aja isinya. Mencakup semua proses dalam jatuh hati. Hehe.
Terimakasih sudah berkunjung ya :)