Kamis, 25 Juli 2019

Bertamukan Sapa


Telah cukup lama seorang sunyi mendiami sudut-sudut raga. Terombang-ambing dalam rasa yang tak juga reda. Membuka dan menutup kembali luka yang tak mudah dilupa. Lelah, ia pikir ia sudah cukup untuk tersiksa dalam diamnya. Menantikan seseorang untuk merengkuh tubuhnya.

Asing, sunyi merindukan sang asing untuk menolongnya. Pagi itu, seorang sapa mencoba menjabat tangannya. Hangat. Baru kali ini sunyi dapat sedikit terbebas dari jurang kemalangannya. Lewat jabat tangan itu ternyata telah mampu menarik ujung-ujung bibirnya. Senyum. Ada secarik senyum yang terpancar dalam kesunyiannya.

Tak banyak yang diharapkan oleh sunyi dalam pertemuan itu. Cukup untuk tidak pergi dan merenggut senyumnya saja sudah bisa menolong sang sunyi. Kelak jika terjadi hal-hal baik diantara mereka, sudah dipastikan semua berawal dari kenekatan sang sapa untuk mengetuk pintu kesunyian yang sedikit lagi usang dimakan ketidakberdayaannya.

-spclf
Share:

0 comments:

Posting Komentar