Selasa, 17 Juli 2018

, ,

Book Review: Distilasi Alkena by Wira Nagara

Kali ini saya kembali dengan book review dari bukunya Wira Nagara. Iya, dia yang suka menyebarkan kata-kata menyayat hati di media sosialnya. Bakal seperti apa bukunya? Apakah lebih parah? Baiklah kita mulai. Hehe.

DISTILASI ALKENA
“Denganmu, Jatuh Cinta Adalah Patah Hati Paling Sengaja”


Penulis: Wira Nagara
Penerbit: mediakita
Tebal: 158 halaman
Tahun: 2016
Harga: Rp 55.000
ISBN: 978-979-794-513-8

Blurb:
Distilasi Alkena adalah sebuah proses memisahkan dua hati yang pada dasarnya tak bisa dipisahkan karena suatu ikatan perasaan. Walaupun dalam perjalanannya, hati akan tumbuh untuk bisa merelakan. Karena cepat atau lambat, entah maut atau orang lain yang menyebabkan, hubungan selanggeng apa pun akan dapat dipisahkan. Maka, yang terbaik adalah mencintai dalam keikhlasan.

Sebab, ribuan pelukan akan tetap menguap bila dihadapkan sebuah kepergian.
***
Sudah masuk wishlist saya dari lama karena penasaran dengan tulisannya Wira Nagara, tapi baru kebeli tanggal 3 Juni kemarin di Jogja waktu ketemu Bung. Eyaaa. Setebal 158 halaman habis saya baca sore tadi dalam sekali duduk. Saya juga heran, kenapa nggak dibaca dari kemarin-kemarin ya? Padahal bacanya juga cepet. Hmmm.

“Setabah apapun kamu, pertemuan adalah gerbang menuju perpisahan.
Terima saja, bahagia ada untuk menjemput kesedihan”

Buku Distilasi Alkena ini berisikan senandika tentang seorang pria yang ditinggalkan oleh orang terkasihnya menikah. Iya. Ditinggalkan pas lagi sayang-sayangnya. Jadi garis besarnya adalah itu, terdiri dari 21 tulisan yang bertemakan sama. Ada sebagian yang merupakan pengalaman dari teman komikanya, dan yang lainnya saya jamin pasti memang pengalamannya Wira sendiri. Yang membuat unik buku ini adalah penggunaan istilah-istilah kimia/ilmiah. Jadi perasaan sakit dan belum bisa merelakan inilah yang di analogikan ke berbagai judul dengan istilah-istilah kimia. Seperti; Fraktal Gehenna, Pandemi Hepatomegali, Residu Saliva, dan lain sebagainya. Alasan dibalik penggunaan istilah kimia ini adalah Ibu Wira sendiri. Ternyata Ibunya adalah seorang Guru Kimia. Wahhh. Mantap. Dan jangan khawatir, apabila kalian melongo dan tidak mudeng dengan istilah-istilah tersebut. Disetiap akhir tulisan nanti akan disampaikan arti dari istilah tersebut beserta maksudnya. Bisa tambah pinter juga nih baca Distilasi Alkena. Hayo siapa dulu yang anak IPA? Masih ingatkah? Atau sudah lupa? Hehe.

“Rinduku adalah barisan kalimat tanpa titik koma.
Ia menyadur dalam resah, membuku dalam gelisah,
kemudian terbit dalam lantunan doa pasrah”

Dengan pemilihan kata yang mudah dipahami dan diksi yang beragam, buku ini sangat cocok untuk seseorang yang sedang patah hati, apalagi ditinggal doi menikah dengan orang lain. Wkwkwk. Dalam buku ini banyak sekali kutipan-kutipan yang sangat ngenes dan membuat hati hancur. Saya jamin pasti banyak yang baper saat membacanya. Ternyata bisa sampai sebegitunya ya jika seorang lelaki ditinggalkan oleh orang terkasihnya. Sebelumnya saya pernah membaca dua buah buku senandika yang penulisnya adalah perempuan, jadi saya paham betul yang dirasa. Lalu saya membaca Distilasi Alkena ini yang nyatanya ditulis oleh seorang lelaki. Saya jadi bisa sedikit mengerti, bahwasannya, mereka juga bisa memiliki rasa yang begitu mendalam dan tidak mudah untuk merelakan. Tinggal eksekusinya bagaimana, diekspresikan atau dipendam. Baique.



Menurut saya dengan tema yang sama di semua tulisannya, jadi memberikan kesan monoton dan sedikit membosankan. Tidak mengganggu memang, karena pada dasarnya buku ini berkutat dengan hal itu. Tapi yang pasti buku ini bisa dijadikan renungan saat merasa kehilangan. Bahwa setiap orang bisa saja memberikan kekecewaan, tanpa diduga dan tanpa aba-aba. Bersiaplah.



“Jangan berharap terlalu berlebihan.
Karena seperti itulah harapan;
kau diberikannya sayap lalu kau dipatahkan”

Saya ini salut deh sama Wira Nagara, dia multitalent banget. Dari mulai jago gambar (cover bukunya dia yang gambar sendiri, dan di dalam buku juga ada beberapa gambar yang diselipkan), penulis, komika juga (Stand Up Comedy Season 5) yang mirip Wak Doyok, hahaha. Baca puisinya nih bagus banget, nyanyipun dia bisa. Apalagi kalau lihat stand up-nya dia, ya memang isinya cinta-cintaan tapi beuhhh puitis banget. Pinter aja gitu pakai pemilihan katanya. Oh ya kalu kalian mau lihat Wira baca puisi, coba deh buka di youtube channel SuarAksara. Itu adalah project baca puisi diiringi gitarannya Bung Fiersa Besari, dan direkam oleh Panji Wasis. Dan tempat pengambilannya pun di berbagai daerah di Indonesia. Asli keren!!!

Untuk mengakhiri tulisan ini, ada satu kutipan yang saya paling suka:

“Berjalanlah, ambil sisa tawamu di masa lalu.
Semua orang berhak bahagia, termasuk kamu”

Sekian dan terimakasih.
Salam lestari.
Ini si alfi. 
Booomb!
*ikut-ikutan siapa coba? Hehehe

Share:

2 komentar:

  1. Kira" cocok ngga buat cewe baca rasa dari seorang cowo ? Kmren mau beli masih ragu:' klo yyyg cewe rekom bukunya siapa ? Thanks

    BalasHapus
  2. Hai. Maaf ya baru balas. Menurutku cocok aja sih. Walaupun memang sudut pandangnya dari cowok jadi rasanya bisa tahu sesakit apa sih cowok kalau patah hati gtu. Hehe

    Kalau buku senandika versi cewek yang pernah aku baca Rindu Yang Tergesa-gesa by aksaranyta sama Perempuan Penggenggam Rindu by Tia Setiawati. Rekomen sih, karena bukan cuma patah hati aja isinya. Mencakup semua proses dalam jatuh hati. Hehe.
    Terimakasih sudah berkunjung ya :)

    BalasHapus