Senin, 04 Maret 2019

,

Book Review: Anomali Hati, Novel Science-Fiction Berbalut Romantisme


Judul  : Anomali Hati
Penulis   : Lubis Grafura
Penerbit  : Buku MOJOK
Tebal  : 175 halaman
Tahun Terbit  : Mei 2018
ISBN  : 978-602-1318-67-6

"Sebelum jarak menjadi jauh, hati kita pernah
sedekat jari telunjuk dan jari tengah ini"

Blurb:
Alendra, seorang mahasiswa yang tertarik dengan ilmu fisika dan mendapat julukan 'profesor' di kampusnya, berkenalan dengan Sheli dari pesan yang kesasar ke gawainya. Dari sana, mereka selanjutnya rajin berkirim kabar dan berdenda gurau.


Tetapi, jalinan hangat itu tidak bisa ditinggalkan menjadi perjumpaan. Selalu ada kendala yang membuat keduanya gagal bertemu meskipun tempat dan waktu telah ditentukan. Kejanggalan yang terus berulang itu membuat Alendra melakukan penyelidikan dan menarik kesimpulan bahwa telah terjadi perbedaan waktu.

Segala usaha mereka lakukan untuk membuat waktu di antara keduanya sejajar sehingga dua hati yang direntang oleh jarak bisa dipersatukan.
***
Sudah sejak lama saya ingin sekali membaca buku dari penerbit buku mojok. Hal ini dikarenakan buku mojok adalah penerbit buku yang sudah terkenal. Kemudian dari judul-judul buku yang mereka terbitkan selalu menarik perhatian saya ketika teman saya Niken yang seorang penjual buku memposting buku dagangannya di status whatsapp. Akhirnya saya malah tidak membeli bukunya di Niken, tetapi membelinya di acara bazar buku di Kebumen. Karena ada promo 100 ribu dapat 4 buku. Ya sekalian maksud saya, mumpung ada promo. Jadi dari keempat buku tersebut yang saya pilih adalah Anomali Hati, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, 24 Jam Bersama Gaspar dan Serat Cantigi. 

Anomali Hati adalah buku pertama yang saya baca dari keempat buku mojok yang saya punya. Alasannya adalah tentang inti ceritanya yang membuat saya tertarik. Yaitu waktu, terlebih ini adalah tentang perbedaan waktu. Saya paling suka dengan cerita-cerita perbedaan waktu, time travel, atau apapun itu tentang waktu. Membaca buku ini mengingatkan saya akan banyak film yang saya tonton yang memiliki cerita serupa, seperti Tomorrow, I Will Date Yesterday You (Japanese Movie), Your Name (Anime Movie), Il Mare (Korean Movie) dan banyak yang lainnya. Oh ya, juga mengingatkan saya dengan Cerita Berbalas Fiksi di mojok.co yanng ditulis oleh Bernard Batubara (Bang Bara) dan Amanatia Junda sang Pemeriksa Askara di buku ini, yang sedang berlangsung saat ini.

Menerima pesan kesasar di gawai memang sangat mengganggu awalnya. Tetapi hal ini akan menjadi sangat mengasikkan bagi Alendra dan Sheli yang kemudian bisa menjalin ikatan yang lebih dalam hanya berawal dari pesan kesasar itu. Sebab, setelahnya mereka akan menjadi teman yang sangat akrab dan dapat memahami satu sama lain. Sayangnya mereka hanya dapat bertukar kabar lewat pesan singkat dan email saja. Dan setelah diselidiki oleh Alendra, mereka ternyata mengalami anomali atau perbedaan dalam waktu. Jadi waktu Sheli dan Alendra berbeda 30 hari. Dimana Sheli mengalami waktu yang lebih cepat daripada Alendra. Segala cara mereka usahakan agar dapat bertemu, sampai akhirnya perbedaan waktu mereka menyusut lebih singkat dan akhirnya mereka berada pada waktu yang sejajar, yang memberikan peluang agar mereka dapat bertemu. Tetapi semua itu tidak akan terjadi begitu mudahnya. Sang penulis tidak akan memberikan ending cerita yang sangat sederhana. 

Jadi inti ceritanya hanya tentang cinta-cintaan saja? Oh tentu tidak. Karena dalam buku ini akan banyak sekali ditemukan istilah-istilah ilmu fisika dan ilmu psikologi karena Alendra merupakan mahasiswa S2 di Ilmu Fisika, sedangkan Sheli merupakan mahasiswa Psikologi. Membaca buku ini seperti membaca buku fiksi tetapi dengan rasa non fiksi. Saya kira sang penulis Lubis Grafura memiliki latar belakang di ilmu fisika melihat banyak sekali tokoh-tokoh fisika di buku ini yang saya temukan serta penjelasan secara mendetail tentang ilmu fisika. Tetapi saya salah, ternyata sang penulis adalah seorang Guru Bahasa Indonesia di SMKN 1 Nglegok Blitar yang memiliki segudang penghargaan serta seorang penulis yang sangat konsisten, baik menulis buku maupun puisi. Tak heran jika beliau dapat menciptakan buku Anomali Hati sekeren ini. Dan memiliki akhir yang membingungkan. Iya, bagi mereka yang tidak begitu memperhatikan, akhir dari ceritanya akan sangat membingungkan. Namun setelah saya memahaminya lagi, akhirnya saya menerima dengan ending yang diberikan oleh penulis.

Di buku ini juga dijabarkan bahwa sebuah ilmu itu tidak harus dipelajari dengan begitu 'mempeng'nya karena pada awalnya dan akhirnya semua hanya tentang Tuhan sang pencipta alam. Dan semuanya akan kembali pada-Nya.

Bagi saya yang suka sekali dengan tema cerita seperti ini memang sangat mengasikkan untuk membacanya. Dan menjadi sangat deg-degan untuk menghadapi endingnya. Karena pada akhirnya, pembaca hanya harus menerima segala ending yang diberikan oleh penulis. Keren sih! *thumbs up*
Share:

0 comments:

Posting Komentar