Jumat, 15 Maret 2019

Di Langit-langit


Ada banyak sekali keinginan dan harapan yang ia gantungkan di langit itu. Seolah semuanya akan berjalan baik-baik saja. Ternyata ia masih melupakan satu hal. Hal yang selalu membuatnya semakin jauh dari tujuan awal. Pikirannya jauh menerawang sampai melewati cakrawala. Padahal ada seonggok beban yang terlihat begitu jelas di pelupuk mata. 

Ia lupa, bahwa langitpun masih tetap harus mencurahkan air sucinya. Menjatuhkan satu demi satu harapannya. Tapi, ia menggantungkan lagi dan lagi harapannya. Seolah semua yang belum terjadi tidak menjadi kekhawatirannya. 

Lelah. Ia sebenarnya tahu apa itu lelah. Tetapi lelahnya belum seberapa dibandingkan dengan lelahnya menghitung janji. Janji janji yang pada dirinya sendiripun sering ia ingkari. 

Bangkit. Sepertinya ia masih belum mau bangkit sampai ia menyadari sendiri. Bahwa sadarnya memang selalu datang di akhir waktu yang tidak bisa dipungkiri.

Mimpi. Ia sering bermimpi bahwa waktu akan berlalu secepat kilat. Padahal ia sudah mensia-siakan waktu yang sudah telewat.

Kejar. Hanya itu satu-satunya jalan keluar. Sebelum dirinya berakhir dalam nanar.




Share:

0 comments:

Posting Komentar